mendapatkan dollar hanya dengan memberi rating pada artikel (direkomendasikan!!) harus daftar nih,,

readbud - get paid to read and rate articles

27 Januari 2009

Remaja Lebih Percaya Teman daripada Orang Tua

JAKARTA - Hasil survei Baseline Reproduksi Remaja menunjukkan remaja laki-laki lebih senang membahas masalah seksual dengan teman (24,4%) daripada dengan orang tua (orang tua laki-laki 15% dan orang tua perempuan 20,6%).


Remaja perempuan lebih senang membahas masalah seksual dengan temannya (46%) daripada dengan orang tua (orang tua laki-laki 2,2% dan orang tua perempuan 38,2%).

Remaja pada umumnya sangat menghargai pertemanan. Jalinan komunikasi dengan teman sebaya lebih baik bila dibandingkan dengan orang tua. ”Mereka cenderung percaya bahwa teman sebayanya dapat menyimpan rahasia dan dapat diajak ngerumpi tentang apa saja khususnya tentang lawan jenis (tentang kepandaian, kepribadian, ketampanan/kecantikannya),” ujar Direktur Kesehatan Reproduksi Remaja BKKBN Edi M Hasni saat dihubungi SH, di Jakarta, Senin (27/10).
Menurutnya, beberapa remaja biasanya enggan mengungkapkan isi hatinya (curhat-curahan hati) pada orang tua mereka tentang masalah yang sedang mereka hadapi. Penyebabnya antara lain ada orang tua yang merasa malu karena menganggap masalah kesehatan reproduksi merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan pada anaknya. ”Orang tua tak jarang merasa pengetahuannya terbatas, sehingga tidak siap memberikan pendidikan kesehatan reproduksi remaja ke anaknya,” lanjut Edi.
Sebagian orang tua menganggap bahwa pihak sekolah berkewajiban memberi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja kepada siswanya, sedangkan orang tua hanya memberi nasihat, terutama yang berkenaan dengan kebersihan alat-alat reproduksi serta batas-batas pergaulan yang boleh dilakukan.
Dunia remaja itu sendiri marak dengan berbagai persoalan yang tak jarang mereka sendiri bingung menghadapi masalah tersebut. Di sisi lain kesiapan dan kesanggupan orang tua dalam menjelaskan masalah-masalah remaja kepada anaknya khususnya mengenai kesehatan reproduksi mengalami hambatan.
Untuk merespons segala masalah yang dihadapi oleh remaja, maka BKKBN bekerja sama dengan pihak sekolah membentuk Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja (PIKR). Pekan lalu, BKKBN DKI Jakarta bekerja sama dengan SMUN 31 Jakarta Timur membentuk PIKR.
Ada 60 siswa SMU dari enam sekolah yang dibina dalam PIKR. Keenam sekolah tersebut adalah SMU 31, SMU 40, SMU Marsudirini Raya, SMU 22, SMU PSKD dan Muhamadiyah 12.
”Siswa-siswa ini kita bina untuk menjadi tenaga konseling bagi para siswa yang memiliki masalah seperti masalah cinta, narkoba dan HIV/AIDS. PIKR ini dibentuk untuk menghilangkan kesan kaku dalam berkonsultasi. Dengan PIKR, diharapkan mereka mau mendengarkan nasehat yang disampaikan oleh teman-teman mereka sendiri,” kata Wakil Humas SMUN 31 Jakarta Timur Drs H Imran.
Sementara itu guru pembimbing SMUN 31 Jakarta Timur Djusriati mengatakan siswa-siswa di SMUN 31 tidak merasa sungkan untuk curhat dengan dia, sebab pendekatan yang dia lakukan cukup baik. Tak jarang dia memposisikan diri sebagai teman dari siswa-siswanya. Menurutnya, masalah yang diutarakan mereka umumnya masalah remaja seperti cinta, ketidakpedulian orang tua terhadap mereka dan sebagainya. ”Sebagian ada pula yang terlibat seks bebas. Namun berkat pendekatan dan nasihat yang saya lakukan, mereka mau mendengar dan tidak mengulangi perbuatannya. Tak jarang setelah mereka mau berkonsultasi dengan kami, baru kita hubungi orang tuanya. Biasanya orang tua baru merasa bahwa perhatian mereka sedikit berkurang pada anaknya ,” ujar Djusriati.
Diharapkan dengan dibentuknya PIKR, maka tempat remaja untuk berkonsultasi semakin luas. Mereka bisa mendapatkan di sekolah, rumah maupun lingkungan luar. Remaja diharapkan pula dapat mengendalikan diri terutama dalam proses reproduksi, tidak mudah terpengaruh lingkungan yang negatif. Remaja yang bertanggung jawab, pintar dan cerdas merupakan aset bangsa di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

cari daftar info terupdate di sini